TEMPO.CO, Kupang - Wali Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Jefirston R. Riwu Kore, mengatakan bahwa Kota Kupang tidak miskin. Karena banyak produk usaha ekonomi kreatif yang mampu menghasilkan dan meningkatkan nilai ekonomi.
Baca: Kekayaan Budaya Belu Bisa Jadi Peluang Usaha Ekonomi Kreatif
“Kota Kupang sebenarnya tidak miskin, Kupang memiliki produk kegiatan usaha mampu menghasilkan dana untuk ekonomi kita,” kata Jefri panggilan akrabnya, saat membuka workshop pendampingan komunitas kreatif yang diinisiasi Bekraf dan Tempo Institute, Selasa, 9 Oktober 2018.
Namun, menurut ia masih terkendala pada sistem pemasaran produk yang telah dihasilkan. “Kelemahan kami yakni pada sistem pemasaran yang masih konvensional serta (belum mahir) menata produk agar memiliki nilai jual yang jauh lebih baik,” tambah Jefri.
“Kami percaya, setiap daerah memiliki potensi yang khas sehingga komunitas kreatif yang berjejaring akan meningkatkan ekonomi di daerah dan juga bermanfaat di level nasional,” kata Endah Wahyu Sulistianti, Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf).
Direktur Eksekutif Tempo Institute, Mardiyah Chamim, mengatakankan program pendampingan tersebut juga diperkenalkan kemampuan storytelling atau penceritaan yang penting untuk membangun nilai tambah produk kreatif yang dihasilkan.
Baca: Manfaat Storytelling Bagi Penjualan Produk Ekonomi Kreatif
“Narasi yang memikat adalah sarana yang ampuh meningkatkan nilai tambah sebuah produk, dan akan membangun ikatan antara produk dan konsumen,” kata Chamim.
Pelaku ekonomi kreatif harus mengikuti perkembangan dan di tuntut mampu mengimbangi dengan peningkatan kapasitas dan kemampuan menarasikan serta memasarkan agar dapat menjadi produk yang berbeda dengan produk lainnya.
YOHANES SEO