Kolaborasi, Masa Depan Media untuk Jurnalisme Investigasi

Minggu, 16 Desember 2018 08:18 WIB

Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Setri Yasra didampingi oleh Lais Abid dari ICW tengah menjelaskan pentingnya media berkolaborasi untuk melakukan investigasi kasus-kasus korupsi di Ruang dan Tempo Gedung Tempo, Sabtu, 15 Desember 2018. Menurut Setri, Indonesialeaks bagian dari ikhtiar kolaborasi itu. Sopril/istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Membuat berita secara eksklusif adalah salah satu strategi andalan media untuk menang kompetisi. Pengalaman setelah membuat berita investigasi mengajarkan perlunya mencoba strategi sebaliknya. Alih-alih saling menyimpan sumber berita, media yang melakukan investigasi perlu mencoba cara baru: berkolaborasi.

“Dengan kolaborasi, dampak berita bisa lebih optimal, kepercayaan publik bertambah, risiko pun bisa ditanggung bersama,” kata Redaktur Eksekutif Majalah Tempo, Setri Yasra saat berbicara mengenal Kolaborasi, Masa Depan Jurnalisme di acara Tempo Media Week 2018 di Ruang dan Tempo, Gedung Tempo, Jakarta, Sabtu, 15 Desember 2018.

Baca: 11 Ribu Petani Dapat Pinjaman Berkat Teknologi Blockchain

Setri menjelaskan keyakinan barunya ini muncul dari pengalaman Tempo melakukan investigasi selama ini. Tempo selalu dicurigai membawa kepentingan pihak tertentu setiap kali mengungkap sebuah kasus melalui investigasinya.

“Misalnya satu saat kami bisa dituding anti Islam karena mengangkat kasus yang dilakukan oleh kelompok berideologi Islam, di waktu lain, ketika Tempo mengusut kasus yang melibatkan politisi nasionalis, muncul tudingan bahwa Tempo digerakkan oleh kelompok sosialis,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Baca: Kebijakan Publik Tidak Bawa Perubahan, Apa Sebabnya?

Berkaca dari pengalaman tersebut, kata Setri, muncul gagasan di dalam redaksi Tempo tentang perlunya menggelar investigasi secara bersama-sama dengan media lain. Manfaatnya, untuk meminimalkan kecurigaan dan menaikkan kredibilitas atas berita yang dibuat.

Tempo mencoba mewujudkan strategi ini dengan menggelar program Investigasi Bersama Tempo, dan kemudian bergabung ke jaringan kerja IndonesiaLeaks. Setri merasa gembira karena kini kolaborasi antar media telah terwujud, baik itu melalui program seperti IBT mau pun IndonesiaLeaks.

Simak: Begini Resep Membentuk Karakter Tokoh dalam Fiksi

Setri menekankan bahwa salah satu alasan banyak media enggan melakukan investigasi adalah berisiko tinggi, memakan banyak waktu dan tenaga, dan mempertimbangkan ketergantungan media terhadap iklan. Akibatnya banyak isu penting tak terungkap karena media enggan mengusutnya. Hal ini terutama terjadi pada media-media di luar Jakarta.

Meski demikian, Setri tetap berharap akan tetap ada media yang mau kembali mengingat dan menegakkan kembali fungsi media sebagai pengawas dan pengawal kepentingan masyarakat luas.

Simak juga: Fasli Jalal Ceritakan Gadis yang Kalahkan Raksasa

Manfaat dari strategi kolaborasi ini telah dirasakan pula oleh lembaga non media seperti Indonesia Corruption Watch (ICW). Lais Abid dari ICW menyatakan platform kerja seperti IndonesiaLeaks juga bermanfaat bagi lembaga seperti ICW.

Selama ini, kata Abid, sebagai lembaga anti korupsi, ICW banyak menerima pengaduan masyarakat. Tidak semuanya memenuhi kriteria sebagai kasus korupsi. Dengan sumber daya yang terbatas, “kami kewalahan menangani berbagai pengaduan tersebut,” ujarnya.

Hal ini, menurut Abid, masih ditambah kebutuhan agar kasus-kasus yang ditangani mendapatkan perhatian publik. Dengan adanya IndonesiaLeaks, kini ICW bisa mendorong masyarakat yang memiliki data kasus korupsi untuk menyalurkannya ke jaringan media di IndonesiaLeaks.

Baca: Pentingnya Interaksi dengan Penonton Saat Berbicara di Depan Umum

Baik Setri maupun Abid, mengakui bahwa platform kerja seperti IndonesiaLeaks tidak akan langsung mendapatkan kepercayaan publik sebagai saluran untuk memberantas korupsi atau berbagai bentuk pelanggaran hukum lainnya. Meski demikian, keduanya optimis bahwa kredibilitas tersebut akan dapat diraih.

Salah satunya adalah dengan keluarnya liputan bersama tentang perusakan barang bukti pemeriksaan sebuah kasus di KPK. Kasus yang bahannya telah didapat sejak hampir setahun sebelumnya, tapi baru dibuka setelah diverifikasi dengan penuh kehati-hatian oleh media anggota jaringan IndonesiaLeaks.

Keyakinan dan optimisme pada kerja kolaboratif untuk investigasi ini disambut baik oleh peserta diskusi. Meski demikian mereka sempat menanyakan mekanisme verifikasi dan jaminan keamanan dari pelaku dan pendukung kerja investigasi ini. Kekhawatiran ini ditepis oleh Setri dan Abid dengan menunjukkan bahwa kerja ini tetap mengedepankan prinsip-prinsip kerja professional dan etika serta mekanisme pengamanan yang terus diperbaiki.

SOPRIL

Berita terkait

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

3 hari lalu

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

Tempo menggelar pelatihan jurnalisme konstruktif atau constructive journalism selama tiga hari sejak Ahad, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

3 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

4 hari lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

6 hari lalu

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

9 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

19 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

22 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

23 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Desak Investigasi Independen atas Serangan Israel di Gaza

25 hari lalu

World Central Kitchen Desak Investigasi Independen atas Serangan Israel di Gaza

World Central Kitchen mengatakan IDF tidak dapat "menyelidiki kegagalannya sendiri" atas serangan udara yang menewaskan tujuh orang pekerja bantuan di Gaza.

Baca Selengkapnya