Dari Tenun, Ito Ingin Narapidana Tidak Dipandang Sebelah Mata

Reporter

Tempo.co

Minggu, 14 Oktober 2018 09:09 WIB

Ito Nahak menunjukkan tas dari kain tenun hasil karya para narapidana di Lapas 2 B Atambua, Kabupaten Belu pada Kamis, 11 Oktober 2018 di Atambua. Sudah hampir setahun ini Ito merangkul para narapidana untuk membuat kerajinan agar mereka mandiri selepas keluar dari masa hukuman. Fadwa Langka/TelusuRI

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan muka berseri-seri Cristofon Carlos Nahak menunjukkan tas dari kain tenun yang dibawanya. “Tas tenun ini hasil karya para narapidana,” kata Cristofon, 25 tahun, di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tengggara Timur, Kamis, 11 Oktober 2018. Tas tenun bertali selempang itu berbahan kain dan potongan map plastik ukuran besar yang keras sehingga muat untuk menampung ponsel, dompet, buku, dan makanan ringan.

Menurut Ito panggilan akrabnya, baru sepuluh bulan ini ia melibatkan para warga binaan Lapas 2 B Atambua untuk membuat kerajinan tas dan kain tenun. “Semua berawal sejak saya mengikuti misa Natal 2017 di gereja di Lapas menemani mama yang bekerja di sana,” kata peserta Komunitas Kreatif Bekraf – Tempo Institute atau Kombet Kreatif di Belu itu.

Kombet Kreatif adalah pendampingan kepada para pelaku usaha dan komunitas ekonomi kreatif yang diadakan Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Selama tiga hari, para peserta mendapatkan pendampingan tentang bagaimana cara membranding produk, berjejaring, dan belajar membuat storytelling untuk menambah nilai produk ekonomi kreatif mereka.

Ito menjelaskan, sebenarnya mamanya kerap membawa kain tenun dari penjara yang dibuat para warga binaan. “Di dalam penjara ada alat keterampilan seperti untuk menenun dan menjahit yang memang dipakai para napi itu belajar,” katanya.

Baca: Tidak Tahu Menenun, Orang Timor Belum Boleh Kawin

Advertising
Advertising

Saat bertemu pada misa Natal itulah, ia berkesempatan mendengarkan keluh kesah mereka. “Ada yang curhat sudah dibuang keluarga, gak pernah ditengok, sampai kebingungan mau bekerja apa kalau keluar penjara.”

Secara kebetulan, tak lama setelah pertemuan di akhir tahun itu, seorang kawannya datang dari Jakarta. “Tiba-tiba terpikir saja kenapa saya gak memesan mereka untuk membuatkan oleh-oleh dari kain tenun untuk kawan saya ini.

Dari membuat satu tas, Ito merasakan bungah lantaran temannya mengagumi hasil karya para narapidana itu. Ia dan mamanya kembali ke penjara dan melontarkan ide kepada para narapidana untuk membuat barang-barang kerajinan dari tenun.

Baca: Brand Lokal Harus Berpijak Pada Kekayaan Budaya Nusantara

Hampir setiap pekan, ia berkunjung ke Lapas untuk memberikan bahan-bahan seperti benang, map, lem, dan alat-alat jahit. “Yang perempuan melilit benang, menenun dan narapidana laki-laki membuat model tas.” Ada delapan narapidana perempuan dan empat napi laki-laki yang mengerjakan pesanannya. “Narapidana lain mengerjakan pesanan sipir,” kata Ito.

Dalam sepekan, mereka bisa menghasilkan tiga kain ukuran dua meter dan sepuluh tas. Itolah yang bertugas menjual hasil karya mereka. Hasil penjualan itu, kata Ito, digunakan untuk membeli bahan lagi dan memberikan uang saku mereka. “Saya hanya mengambil Rp 5.000 dari tiap orang untuk ongkos transport belanja dan berkunjung karena niatnya memang membantu mereka.”

Para narapidana itu, menurut Ito, beroleh uang saku Rp 300 ribu per bulan dari keringat mereka sendiri. Dari uang itu, Ito dan mamanya membelanjakan kebutuhan sehari-hari mereka di luar makanan. Sisanya, Rp 50 ribu dikembalikan kepada mereka. “Aturan di lapas, mereka hanya dibolehkan memegang Rp 50 ribu maksimal,” tuturnya.

Menurut Ito, lantaran masih merintis, usahanya belum berkembang. Ia berencana membuat komunitas dengan melibatkan lebih banyak lagi para narapidana. Dengan berbekal ilmu dari Kombet Kreatif yang diperolehnya, ia akan mempraktikkan dengan membranding hasil karya narapidana itu, berjejaring dengan komunitas ekonomi kreatif lain, dan membuat storytelling yang bisa memberikan nilai tambah produk itu. “Motivasi terbesarku, mereka tidak dipandang sebelah mata lagi.”

Berita terkait

Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas Lengkap 2024

9 hari lalu

Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas Lengkap 2024

Polsuspas Kemenkumham menjadi salah satu formasi yang banyak diminati pelamar CPNS. Apa saja syarat pendaftaran CPNS Polsuspas 2024?

Baca Selengkapnya

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

15 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

15 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

15 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

19 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

30 hari lalu

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

Keluarga narapidana dapat mengunjungi di rutan atau lapas dengan berbagai ketentuan dan syarat. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Narapidana Nusakambangan Kabur Jelang Pembebasan Bersyarat, Mengaku Kangen Keluarga di Masa Ramadan

49 hari lalu

Narapidana Nusakambangan Kabur Jelang Pembebasan Bersyarat, Mengaku Kangen Keluarga di Masa Ramadan

Seorang narapidana Nusakambangan kabur di masa program asimilasi dan jelang pembebasan bersyarat Agustus mendatang.

Baca Selengkapnya

Napi Kabur dari Lapas Permisan Nusakambangan Ditemukan, Nyebur ke Rawa-rawa

50 hari lalu

Napi Kabur dari Lapas Permisan Nusakambangan Ditemukan, Nyebur ke Rawa-rawa

Pergerakan napi kabur dari Lapas Nusakambangan itu terekam kamera CCTV karena dia melewati jalan besar, bahkan sempat ngutang minum kelapa.

Baca Selengkapnya

Narapidana di Lapas Perempuan Kendari Ikuti Program One Day One Juz Selama Ramadan

57 hari lalu

Narapidana di Lapas Perempuan Kendari Ikuti Program One Day One Juz Selama Ramadan

Warga binaan lapas perempuan Kendari yang mengikuti program one day one juz diharapkan bisa memahami Alquran lebih baik

Baca Selengkapnya

Mardani Maming Beraktivitas di Luar Lapas, KPK Harapkan Ditjen Pemasyarakatan Segera Tindaklanjuti

20 Februari 2024

Mardani Maming Beraktivitas di Luar Lapas, KPK Harapkan Ditjen Pemasyarakatan Segera Tindaklanjuti

Dari kajian, KPK menemukan tingginya risiko korupsi dalam pengelolaan lapas termasuk Lapas Sukamiskin, tempat Mardani Maming ditahan.

Baca Selengkapnya