Tidak Tahu Menenun, Orang Timor Belum Boleh Kawin

Reporter

John Seo kupang

Editor

Fadhli Sofyan

Jumat, 12 Oktober 2018 22:50 WIB

Damaris (keempat dari kanan), penenun dari Timor Tengah Selatan mengikuti program Kombet Kreatif. Program ini dinisiasi oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Tempo Institute. Kombet Kreatif Kupang dilaksanakan tanggal 9 Oktober 2018. Ridho Mukti/TelusuRI
Tempo, Kupang - Damaris Nenobahan, salah seorang penenun asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengaku kenapa dirinya menenun, karena tradisi orang Timor dari dulu, jika tak tahu menenun, maka belum boleh menikah (Kawin).
"Saya menenun sejak masih muda, umur antar 17-18 tahun. Karena turun temurun, keluarganya selalu menenun," kata Damaris di sela-sela acara Kombet kerjasama antara Tempo Institute dan Bekraf, Kamis, 11 Oktober 2018.
Awalnya, kata Damaris, dia menenun hanya untuk iseng membuat pakaian untuk anak dan suaminya yang pada hari-hari tertentu wajib menggunakan pakaian tenun saat sekolah dan bekerja. "Dari situ ada tetangga yang minta dibuatkan tenun. Mulai dari itu, saya mulai intens menenun," katanya.
Dari situ, dirinya mengajak sejumlah penenun untuk membuat kelompok tenun "Neno Oemat" untuk bersama menenun. Sekarang kami menenun hanya dikirim gambar saja. Memang sulit, namun kami bisa," katanya.
Awalnya kelompok itu hanya bekerja tanpa modal, sebelum akhirnya mendapat bantuan dari pemerintah. "Dari situ kami mulai menerima pesanan tenunan berupa selendang dan kain tenun," katanya.
Pembuatan tenun, menurut dia, saat masih di desa, biasanya menggunakan kapas yang dipintal menjadi benang, namun di kota benang dibeli. Selanjutnya menggunakan lidi gewang untuk membuat motif dari tenunan itu. "Motif gunakan lidi dari gewang. Kalau bisa 20 lidi, dinaikkan sekaligus," katanya.
Untuk pembuatan selendang, dalam 3 hari bisa hasilkan dua. Kalau sarung, dibagi dalam dua bagian, sehingga tiga minggu hanya bisa hasilkan satu sarung. "Kalau selendang di jual Rp150 ribu per buah. Sedangkan sarung di jual Rp600 ribu per lembar," katanya.
Hasil tenunan sudah dua kali dikirim ke Hongkong. Bahkan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti juga pernah gunakan tenun miliknya. "Saat ini, hasil tenunan kami juga dipakai oleh butik Leviko," ujarnya.
Dia mengaku bersyukur karena diberi kesempatan mengikuti acara Kombet Kreatif ini, sehingga diketahui cara mempromosikan tenunan dengan berbagai cara. "Saya bersyukur mengikuti Kombet Kreatif ini, karena dari awal kerja menenun akhir saya tahu cara mempromosikan tenun," katanya.
YOHANES SEO

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

8 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

8 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

8 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

2024 Target Jadi Kota Festival, Yogyakarta Gencarkan Empat Event Kreatif Ini

47 hari lalu

2024 Target Jadi Kota Festival, Yogyakarta Gencarkan Empat Event Kreatif Ini

Kota Yogyakarta mengusung branding baru sebagai Kota Festival atau city of festival mulai 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Investasi di IKN Rp 5,3 Triliun dan akan Terus Bertambah

51 hari lalu

Sandiaga Sebut Investasi di IKN Rp 5,3 Triliun dan akan Terus Bertambah

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno jelaskan berbagai upaya untuk menambah investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di IKN yang saat ini sebesar Rp 5,3 trilun.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Dorong Pengembangan 5 Desa Wisata di Sekitar IKN

52 hari lalu

Sandiaga Dorong Pengembangan 5 Desa Wisata di Sekitar IKN

Sandiaga Uno menyatakan ada lima desa wisata di sekitar IKN yang akan dikembangkan oleh Kemenparekraf.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Beberkan Tiga Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang Berkontribusi Besar di IKN, Apa Saja?

52 hari lalu

Sandiaga Uno Beberkan Tiga Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang Berkontribusi Besar di IKN, Apa Saja?

Sandiaga Uno menyebutkan dari 17 sub sektor ekonomi kreatif di IKN, sebanyak tiga subsektor yang berkontribusi paling besar. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

53 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Menteri Sandiaga Uno Target Ekspor Ekonomi Kreatif Naik, Perajin Yogya Prioritaskan Pasokan ke IKN

3 Maret 2024

Menteri Sandiaga Uno Target Ekspor Ekonomi Kreatif Naik, Perajin Yogya Prioritaskan Pasokan ke IKN

Meski Menteri Sandiaga Uno berharap ekspor ekonomi kreatif naik, para pengrajin Jogja menilai pasar dalam negeri masih menarik.

Baca Selengkapnya

Menparekraf Sandiaga Targetkan Gorontalo Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

28 Februari 2024

Menparekraf Sandiaga Targetkan Gorontalo Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan Kabupaten Gorontalo bisa masuk dalam jaringan Kota Kreatif UNESCO. Target tersebut dapat dikejar melalui penguatan kolaborasi pemda dengan pelaku ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya