Kekayaan Budaya Belu Bisa Jadi Peluang Usaha Ekonomi Kreatif

Reporter

Tempo.co

Minggu, 7 Oktober 2018 20:37 WIB

Deputi Hubungan Antar Lembaga Bekraf Endah Wahyu Sulistianti, Bupati Belu Willybrodus Lay, Direktur Eksekutif Tempo Institute Mardiyah Chamim, dan co Founder Rumah Estribi Romo Adianto Aloysius mengajak peserta Kombet Kreatif berfoto bersama dan melakukan salam kreatif dalam pembukaan acara itu di Rumah Estribi, Belu, Nusa Tenggara Timur, Minggu, 7 Oktober 2018. Fadwa Fahrudin/TelusuRI

TEMPO.CO, Belu - Bekraf mengajak warga Belu agar memanfaatkan kekayaan budaya di kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste itu untuk usaha ekonomi kreatif. "Ekonomi kreatif adalah solusi kemandirian," kata Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Endah Wahyu Sulistianti saat membuka Pendampingan Komunitas Kreatif Bekraf - Tempo Institute atau Kombet Kreatif di Rumah Estribi, Minggu, 7 Oktober 2018.

Tahun lalu, kata Endah, saat perhelatan Festival Fulan Fehan yang diikuti 6.000 penari, masing-masing mengenakan tenun dengan motif yang unik. "Tidak ada satu pun tenun yang sama dengan yang lain. Artinya, ada 6.000 motif tenun, 6.000 warna, semuanya unik."

Baca: Berjejaring, Kiat Jitu Ciptakan Pasar Ekonomi Kreatif

Menurut Endah, pekerjaan ekonomi kreatif ini tidak harus melibatkan banyak orang. "Bisa dilakukan sendirian, dari rumah pun bisa melakukan pekerjaan ekonomi kreatif," katanya.

Ia menjelaskan, ekonomi kreatif itu merupakan sektor yang paling inklusif. Siapa pun bisa melakukan, tidak memandang laki-laki dan perempuan, berpendidikan tinggi atau rendah, tidak melihat difabel atau bukan, yang penting bisa berkarya dan membuat produk, maka dia sudah termasuk pelaku ekonomi kreatif.

Advertising
Advertising

Ia mengatakan Presiden Jokowi sudah memerintahkan agar tiap kementerian atau lembaga setingkat bekerja sampai di perbatasan. Tahun lalu, kata Endah, Bekraf menemukan banyak pelaku usaha ekonomi kreatif di Belu yang membuat produk unggulan, tapi tidak tahu mempresentasikan dengan baik."Semoga dari Kombet Kreatif ini, mama-mama dan nona-nona bisa membuat storytelling dan menjual produk ekonomi kreatifnya di media sosial," tuturnya.

Baca: Adu Ide Kreatif Merebut Pasar

Bupati Belu Willybrodus Lay berharap warganya bisa menangkap peluang. Willy mencontohkan, seragam sekolah yang dipakai pelajar Belu kebanyakan berasal dari satu pabrikan saja. "Kenapa ini tidak melihat peluang. Kita tidak pernah berpikir tentang peluang bisnis," ujarnya.

Sebenarnya, kata Willy, banyak pelaku ekonomi kreatif di Belu. "Tapi sekadar bikin jual, buat lagi lalu jual lagi, gak berpikir tentang pasar," katanya. "Seharusnya yang kita lakukan bukan membuat satu produk tapi memikirkan bagaimana memasarkan."

Kepala Dinas Pariwisata Belu Johannes Andes Prihatin mengajak para pegiat ekonomi kreatif di Belu memanfaatkan kegiatan Kombet Kreatif ini untuk mendapatkan ilmu bagaimana membranding dan membuat storytelling produk mereka. Ia mencontohkan, saat ini di Jakarta, makanan yang dikemas dengan daun harganya dijual dua kali lipat dari yang disajikan di piring. "Cara pengemasan dan metode penjualannya benar-benar dipikirkan."

Baca: Manfaat Storytelling Bagi Penjualan Produk Ekonomi Kreatif

Direktur Eksekutif Tempo Institute Mardiyah Chamim mengatakan hampir semua daerah di Indonesia mempunyai anyaman, berbahan rotan, daun lontar, juga bambu. Ia pun menunjukkan tempat sirih di Atambua, Belu, NTT. Ada beragam motif dan semua cantik. "Harganya pun ramah di kantong, Rp 15-20 ribu perak saja, sudah bisa dipakai untuk menaruh ponsel, dompet uang receh, tempat kartu nama, atau tempat menaruh berlian.

Mardiyah menambahkan, ia mendengar ada daerah yang melarang penggunaan tas plastik di pasar dan toko. "Jika semua pemerintah daerah progresif melarang tas plastik di pasar dan toko, maka berbagai produk anyaman seperti ini akan meningkat. Tentu ukuran dan motif bisa beragam, sesuai kebutuhan," katanya. Ia berharap peserta Kombet Kreatif bisa berkolaborasi membuat produk ekonomi kreatif yang bernilai daya jual tinggi.

Kombet Kreatif adalah kegiatan pendampingan kepada para pelaku ekonomi kreatif yang diadakan oleh Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Ada lawatan 12 kota dalam kegiatan ini, yakni Padang, Surabaya, Karangasem, Maumere, Kendari, Malang, Bojonegoro, Bandung Barat, Singkawang, Belu, Kupang, dan Merauke. Dalam pendampingan ini, peserta akan mendapatkan materi inspiratif dari para pegiat ekonomi kreatif, belajar membuatbranding, dan praktik membuat storytelling yang memikat dan menambah nilai jual produk ekonomi kreatif mereka.

Berita terkait

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

1 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

1 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

2 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

6 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

6 hari lalu

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur menangkap dua polisi gadungan. Sempat membawa kabur motor korban.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

7 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

9 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

10 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya