Adu Ide Kreatif Merebut Pasar Besar

Minggu, 7 Oktober 2018 04:10 WIB

Qaris Tajudin, wartawan Tempo, menjelaskan soal kekuatan narasi dan visual menjadi kombinasi yang bagus untuk menarik konsumen. TelusuRI/Ridho

TEMPO.CO, Singkawang - Pelaku bisnis saat ini harus dapat mengembangkan ide paling kreatif untuk dapat merebut pasar besar. Nilai tambahnya adalah orisinalitas dan idealisme terhadap produk yang akan dijual.

Baca: Manfaat Storytelling Bagi Penjualan Produk Ekonomi Kreatif

“Produk yang paling beda dengan yang lain, biasanya cepat dilirik konsumen,” kata Akbar Yumni, pegiat cinematografi dari Arkipel, pada kegiatan pendampingan komunitas kreatif Bekraf – Tempo Institute atau Kombet Kreatif di Singkawang, 6 Oktober 2018. Acara Kombet Kreatif merupakan program pendampingan untuk pegiat ekonomi kreatif yang diadakan Tempo Institute bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Produk yang punya pembeda dengan yang lain, bahkan bisa jadi pencitraan merek. Akbar menambahkan, pelaku kreatif jangan takut untuk berbeda dan mempertahankan orisinalitas. Masih banyak konsumen yang idealis dan kritis. Secara tidak langsung, pelaku ekonomi kreatif membentuk pasar yang idealis pula. “Penting untuk tidak sama dengan yang lain,” katanya.

Tips untuk menarik konsumen adalah menjual sebuah produk dengan narasi-narasi berkembang. Jika produknya makanan, maka bisa dihubungkan dengan nilai kultural atau mitologi sehingga menarik orang untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang produk tersebut, dan kemudian membeli. Strategi ini merupakan politik narasi.

Advertising
Advertising

Politik narasi adalah sebuah strategi untuk merangkul kisah-kisah yang berkembang di masyarakat. “Iklan jualan kecap, yang ditampilkan tidak serta merta kecap. Tapi gagasan dibalik sebuah produknya,” tambahnya.

Panca Yudha Pratomo, 25 tahun, alumni Fakultak Teknologi Pangan Universitas Tanjungpura Pontianak, mengambil ide untuk membuat turunan produk dari komoditi lokal khas Kota Pontianak. Sesaat sebelum lulus kuliah, empat tahun lalu, dia mulai memikirkan produk lokal yang bisa dipasarkan secara luas.

Pilihannya jatuh pada bisnis sirup yang terbuat dari jeruk sambal. Di Pontianak, minuman ini dikenal dengan jeruk kecil. Jeruk sambal sebenarnya penamaan Betawi, beberapa daerah juga menyebutnya jeruk limo. Dalam bahasa Inggris juga dikenal dengan Nasnaran Mandarin. Orang melayu menyebutnya jeruk limau. Ukurannya kecil dengan kulit lebih tipis, berwarna hijau.

Sama halnya ketika dijadikan bagian dari sambal, jeruk limau ini mengeluarkan aroma wangi yang segar pada minuman. Kerap dihidangkan dengan es batu dan gula pasir. Biasa dipesan warga, menemani makanan yang pedas atau berlemak. “Tapi belum ada yang menjual dalam bentuk kemasan,” kata Panca.

Bersama sahabatnya, Firman, seorang petani jeruk limau di Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya, Panca memulai usaha. Modal awal Rp1 juta, dibagi dua. Mereka mencari karyawan lepas untuk memeras jeruk secara manual. Mereka memproduksi 300 botol sirup per bulan. Tanpa penguat rasa. Gula menjadi pengawet alaminya.

Kini, mereka telah menggunakan mesin yang dirancang khusus. “Sirup ini pun berguna untuk kesehatan. Jeruk limou mengandung senyawa limonin untuk memperkuat jantung dan minyak atsiri,” katanya. Kini Panca bisa memproduksi 3500 botol sirup. Dia pun memenangkan sebuah ajang adu ide kreatif untuk bisnis di Jogjakarta dan mendapatkan bantuan modal usaha.

Agustinus, juga mengangkat produk lokal. Kerajinan khas dari suku Dayak dari kulit kayu kempas. Kulit kayu dibuat tas, yang menggunakan pewarna alami. “Biasanya, tas dari kulit kayu digunakan untuk membawa sumpit,” katanya. Dibuat dengan tangan, perlu lebih dari sepuluh hari untuk membuat tas kulit kayu ini.

Pasalnya, pewarnaan alami membuat kayu yang akan diwarnai harus dicelup berkali-kali. Agus pun harus mempertahankan keberadaan tanaman pewarna tersebut, agar selalu tersedia di alam. Dalam waktu dekat akan dibudidayakan. Untuk mendapatkan kulit kayu, Agus harus berhari-hari keluar masuk hutan. “Cuma saya sulit untuk menarasikan. Perlu latihan, soalnya sosial media pun baru dibuat dalam workshop ini,” katanya.

Baca: Kiat BRI Mendorong UMKM Kupedes Jadi Konglomerat

Qaris Tajudin, wartawan Tempo menambahkan, kekuatan narasi dan visual menjadi kombinasi yang bagus untuk menarik konsumen. Dengan berjejaring, pelaku ekonomi kreatif dapat melengkapi satu sama lain. “Bikin website bersama untuk semua produk kreatif di Singkawang juga bagus. Yang pintar foto bisa membantu yang tidak bisa foto,” tambahnya. Info produk yang menekankan keunggulan lokal biasanya jadi daya tarik konsumen. Terutama yang berasal dari luar kota.

ASEANTY PAHLEVI

Berita terkait

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

1 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

6 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

6 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

7 hari lalu

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur menangkap dua polisi gadungan. Sempat membawa kabur motor korban.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

7 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Zulhas Sebut Pembatasan Barang Impor untuk Melindungi Konsumen

9 hari lalu

Zulhas Sebut Pembatasan Barang Impor untuk Melindungi Konsumen

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkap latar belakang aturan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya

Hari Konsumen Nasional, Menteri Zulhas: Pengusaha Jangan Curang

9 hari lalu

Hari Konsumen Nasional, Menteri Zulhas: Pengusaha Jangan Curang

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas meminta para pengusaha tidak curang.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

10 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Ketahui Hak-hak Konsumen Plus Perlindungan dan Kewajiban Konsumen

11 hari lalu

Ketahui Hak-hak Konsumen Plus Perlindungan dan Kewajiban Konsumen

Level pengetahuan kebanyakan konsumen Indonesia soal perlindungan dan hak-hak konsumen masih di level tiga, dari level tertinggi 5.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya