Mereguk Rupiah, Menjual Kisah di Balik Produk

Jumat, 5 Oktober 2018 18:23 WIB

Peserta Kombet Kreatif memotret mie asin khas Singkawang. Mie ini ternyata mempunyai kisah tersendiri. Mie ini sebenarnya merupakan makanan warga Tionghoa. Dikenal juga dengan nama Mie Sua. TelusuRI/Ridho

TEMPO.CO, Singkawang - Salah satu cara mereguk rupiah dalam menjual produk kreatif adalah dengan storytelling atau berkisah. Makin kuat cerita di balik sebuah produk, makin besar kemungkinan produk tersebut diburu konsumen.

Sebuah kain hitam berukuran 1,5 x 2 meter dibentangkan. Lukisan dengan cat dominan merah dan putih tergambar di atasnya. “Ini punya filosofi tertentu. Bikinnya satu tahun, gambarnya mempunyai arti kehidupan manusia dari lahir hingga kematian,” ujar Priska Yeniriatno, 30tahun, pemilik galeri Singkawang Kite, 5 Oktober 2018.

Baca: Cah Angong Sulap Biji Secang Jadi Kopi dan Libatkan Anak Muda

Priska merupakan salah satu peserta Kombet Kreatif yang dihelat Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Batik tulis milik Priska tak melulu lukisan dengan filosofi hidup. Dia juga membatik motif anggrek khas Kota Singkawang. Anggrek Dendrobium Singkawangense ini hanya ada di Singkawang. Pamornya cenderung tenggelam dengan Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata), yang juga khas Kalimantan Barat.

Walau status konservasinya belum jelas, namun keberadaannya sudah jarang ditemukan. Seiring dengan lajunya deforestasi di Kalimantan Barat. Kisah anggrek Singkawang ini menjadi salah satu daya tarik pembeli kain batik Priska. Berbagai pameran internasional yang diikutinya, karyanya selalu diminati karena mempunyai kisah tersendiri.

Advertising
Advertising

Baca: Bekraf Ajak Pegiat Ekonomi Kreatif Belajar Storytelling

Di sudut lain, Siti Ecika tengah meramu di mangkok plastik. Ada mie berwarna pucat, seukuran lidi di dalamnya. Kecambah ditambahkan dengan taburan kacang dan ikan teri asin di atasnya. Harum kuah sop bening menghambur di udara.

“Ini Namanya mie asin. Khas Singkawang,” ucapnya. Mie ini ternyata mempunyai kisah tersendiri. Mie ini sebenarnya merupakan makanan warga Tionghoa. Dikenal juga dengan nama Mie Sua. Sebenarnya, mie ini merupakan makanan wajib ketika warga Tionghoa merayakan Imlek. Harapannya, adalah setiap yang memakan mie ini akan Panjang umur. Makanya, mie ini juga dikenal dengan sebutan mie Panjang umur.

Baca: Bekraf Satukan Pegiat Ekonomi Kreatif Bandung untuk Berkolaborasi

Di Singkawang, ada sebuah pabrik yang memproduksi mie tersebut. Sudah beroperasi sejak tahun 1950 di Jalan Kridasana. Mesinnya pun masih mesin lama. “Dengan pelatihan ini, saya baru tahu bahwa menggali cerita soal produk bisa memberikan nilai tersendiri dari produk tersebut,” katanya.

Gali Dengan Indera

Felencia Hutabarat, wakil Deputi Hubungan Internasional Indonesia Creative Cities Network, membagikan kisahnya. Salah satu kisahnya mengenai Burgerkill, sebuah band metalcore asal Bandung, yang berdiri pada tahun 1995.

“Dari sebuah kelompok musik, mereka membuat diversifikasi produk dengan kaos, souvenir, studio rekaman dan video,” katanya.

Namun, capaian yang didapat Burgerkil ini tidak didapat secara serta merta. Burgerkill butuh 15 tahun untuk bisa mengembangkan produknya. Elen, panggilan akrabnya, menyatakan tantangan banyak komunitas kreatif untuk berkembang adalah berproses. “Jangan ingin cepat suskse, sehingga melewatkan kesempatan melakukan refleksi,” katanya.

Refleksi merupakan salah satu hal yang mutlak dilakukan pebisnis untuk menelaah kendala, tantangan bahkan potensi usaha mereka. Elen mencontohkan banyaknya startup digital yang dibuat, namun hanya tiga persen yang berhasil. Salah satu masalahnya adalah, ketika gagal mereka kemudian membuat usaha lain lagi, tanpa sempat merefleksi kegagalan mereka.

Baca: Diminta Pulang Ibunya, Unun Kini Beralih Usaha Ekonomi Kreatif

Salah satu cara untuk menjual produk kretif, apapun bentuknya adalah dengan berkisah. “Dalam setiap produk, gunakan indera apa yang ingin diaktifkan, sehingga orang tertarik dengan produk yang kita pasarkan,” ujarnya.
Kisah dibalik sebuah produk menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen.

Qaris Tajudin, wartawan Tempo, memberi contoh seorang tukang obat, yang merupakan pebisnis yang memanfaatkan cerita menarik untuk menarik pembeli. Orang-orang berkerumun, mendengarkan si penjual obat membeberkan kesaksian khasiat dari obat yang dijualnya.

“Film juga jadi salah satu daya tarik tersendiri dalam menjual produk. Pesan yang ditampilkan secara visual lebih bisa ditangkap konsumen,” katanya. Film Aruna dan Lidahnya, yang mengangkat kuliner-kuliner nusantara, membuat penonton penasaran untuk mencoba menu serupa. Salah satu setting pembuatan film tersebut dilakukan di Kota Singkawang.

Hal ini bisa jadi salah satu pijakan awal mempromosikan kuliner. Tukang obat adalah salah satu pebisnis yang memanfaatkan cerita untuk menarik pembeli. Sebuah film pun bisa memberikan inspirasi. Ada cerita dalam film itu yang membuat orang tertarik. Orang penasaran, tergerak, sehingga membeli. Informasi saja tidak bisa membuat orang tergerak.

Sebuah minuman, bisa dikisahkan dengan narasi yang menarik untuk dapat dijual dengan harga yang tinggi, lanjutnya. Kemampuan untuk menarasikan sebuah produk, merupakan salah satu kunci pemasaran untuk para pebisnis di berbagai platform.

Kegiatan pendampingan komunitas kreatif ini difasilitasi oleh Tempo Institute dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang akan berlangsung hingga Minggu, 7 Oktober 2018. Sekitar 40 pelaku ekonomi dan industri kreatif sangat antusias selama pelatihan berlangsung.

“Semua pemateri penyampaiannya asyik, sehingga kita benar-benar dapat terinspirasi. Terutama soal Burgerkill, band metal itu,” kata Multi Siahaan, seorang travel blogger di Singkawang.

Upaya melakukan diversifikasi produk membuat Multi tergerak untuk menuliskan beberapa kisah serupa di Kota Singkawang dalam blognya. Makin banyak yang membaca, makin banyak yang tergerak untuk pergi ke Singkawang.

ASEANTY PAHLEVI

Berita terkait

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

1 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

1 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

1 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

2 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

2 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

3 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya