TEMPO.CO, Jakarta - Rasio pemberitaan media terhadap perempuan sebagai sumber berita dibanding laki-laki dalam kebijakan publik masih jauh dari ideal. “Hanya 11 persen narasumber perempuan untuk rubrik ekonomi politik, padahal populasinya 50-50,” kata Direktur Tempo Institute Mardiyah Chamim di Jakarta, Rabu, 12 Desember 2018.
Baca: Saatnya Tempo Media Week Pulang Kandang
Kesimpulan ini merupakan hasil monitoring terhadap sepuluh media di Indonesia yang dilakukan Tempo Institute bekerja sama dengan Pusat Data Analisis Tempo selama sebulan penuh pada 6 Agustus – 5 September 2018. Monitoring ini dilakukan untuk merefleksikan 90 tahun Kongres Perempuan Indonesia yang akan jatuh pada 22 Desember mendatang.
“Posisi kita ada kemajuan tapi banyak catatan. Memang banyak perempuan yang menjadi narasumber untuk gaya hidup dan entertainment tapi diwawancara sebagai obyek,” ujarnya.
Baca juga: Blogger dan Traveler Bicara Soal Teknologi
Hasil monitoring ini akan dirilis dalam diskusi tentang Perempuan dan Media pada Minggu, 16 Desember 2018 pukul 11.00-13.00 meramaikan hajatan Tempo Media Week 2018 Palmerah Edition di Gedung Tempo Lantai 8, Jakarta. Selain Mardiyah, hadir sebagai narasumber diskusi ini adalah Devi Asmarani (Co-founder dan Pemimpin Redaksi Magdalene), Ratna Ariyanti (AJI dan Bisnis Indonesia), Purwani Diyah Prabandari (Redaktur Pelaksana Tempo English), dan Citra Dyah Prastuti (Pemimpin Redaksi KBR).
Simak: Dirjen Kebudayaan Akan Mendongeng di Tempo Media Week 2018
Selain berdiskusi, acara nanti akan mengajak para wartawan untuk terlibat dalam Women in Fund. “Kami mau membuat fellowship untuk wartawan perempuan agar meliput isu-isu perempuan dan kelompok marjinal,”ujarnya. Women in Fund akan diluncurkan Januari 2019.
Masyarakat yang tertarik mengikuti diskusi Perempuan dan Media ini, bisa mendaftarkan diri sebelumnya di bit.ly/tempomediaweek2018