WCCE Bali Deklarasikan 21 Poin Agenda Ekonomi Kreatif

Kamis, 8 November 2018 13:08 WIB

Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia (World Conference on Creative Economy atau WCCE) di Nusa Dua, Bali. Acara yang diselengarakan Bekraf ini berlangsung pada 6-8 November 2018. TEMPO/Mardiyah Chamim

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf Triawan Munaf mengatakan, World Conference on Creative Economy atau Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia (WCCE) pada 2020 akan digelar di Dubai, Uni Emirat Arab. Keputusan ini diambil dan menjadi bagian dari 21 poin yang dideklarasikan dalam puncak acara WCCE di Nusa Dua, Bali, Kamis, 8 November 2018.

Baca: Asal-usul Konferensi WCCE di Indonesia

"Sudah pasti di Dubai dua tahun lagi, alasannya karena mereka serius dan secara geografis juga ada di tengah," kata Triawan di Nusa Dua, Bali. Menurut Triawan, Dubai juga memiliki fasilitas dan infrastruktur mumpuni untuk menggelar sebuah konferensi tingkat dunia, sehingga persiapan selama dua tahun dirasa cukup bagi negara yang terletak di pantai Teluk Persia UEA tersebut.

Triawan menjelaskan, Indonesia sebagai pemilik brand WCCE ingin melihat tansformasi negara, yang sebelumnya mengandalkan sumber daya alam dalam kegiatan perekonomiannya, kemudian mulai mengembangkan ekonomi kreatif. "Kita juga mau melihat sebuah transformasi negara di Arab, seperti Saudi juga kan bertransformasi dari minyak ke industri kreatif. Jadi, kita masuk ke sana," tutur Triawan.

Selain Dubai, kota yang berminat menggelar acara serupa adalah Bogota, Kolombia. Namun Dubai menunjukkan keseriusannya saat menghadiri WCCE 2018 di Nusa Dua. WCCE merupakan konferensi tingkat dunia pertama yang membahas ekonomi kreatif dan digelar oleh Bekraf bersama Kementerian Luar Negeri RI.

Acara ini diikuti delegasi lebih dari 30 negara dan 1.500 peserta. Mengusung tema inclusively creative, Indonesia menyampaikan pesan ke dunia bahwa ekonomi kreatif berpotensi menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi negara.

Berikut ini 21 poin yang dideklarasikan di acara penutupan WCCE hari ini, Kamis, 8 November 2018. Keputusan yang diberi nama 21 Poin Bali Agenda on Creative Economy ini dibagi menjadi 4 faktor utama.

Advertising
Advertising

I. Kolaborasi
<!--more-->

1.Mempromosikan komitmen politik internasional yang lebih kuat untuk mengatasi tantangan dan merebut peluang ekonomi kreatif.

2.Mempromosikan keterlibatan organisasi internasional yang relevan, tidak terbatas pada PBB, WIPO, WTO, IDB, ASEAN serta organisasi internasional dan regional lainnya untuk mengatasi tantangan ekonomi kreatif.

Pengunjung mengamati perajin yang menenun kain di stan pameran CreatiVillage World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua, Bali, Selasa, 6 November 2018. ANTARA/Fikri Yusuf

3.Mendukung dan mengembangkan lingkungan yang memudahkan untuk mengakomodasi pertumbuhan pasar lokal dan internasional dan merek lokal di sektor kreatif.

4.Berkomitmen memperkuat peran pemerintah, sektor swasta, media, masyarakat sipil, business council, dan akademisi dalam ekonomi kreatif.

5.Memperhatikan hasil Preparatoy Meeting Pertama dan Kedua World Conference of Creative Economy sebagaimana terlampir.

6.Menyambut inisiatif Indonesia untuk menetapkan, pada saat yang tepat, pusat virtual dan/atau fisik yang mempromosikan pertukaran, kolaborasi, dan kerja sama internasional dalam bidang ekonomi kreatif di Indonesia yang akan membantu kemajuan tujuan ekonomi kreatif di tingkat global dan pencapaian Sustainable Development Goals.

7.Melakukan berbagai kegiatan untuk memfasilitasi usaha dan proyek baru, seperti studi kelayakan, untuk mendorong kolaborasi start-up di tingkat nasional dan internasional.

8.Mempromosikan partisipasi penuh dari sektor swasta dalam semua aspek perencanaan dan implementasi ekonomi kreatif, dengan kesadaran bahwa bahwa kemitraan publik-swasta adalah unsur penting dalam mencapai nilai sosial dan manfaat penuh dari ekonomi kreatif.

9.Meningkatkan kolaborasi di antara berbagai pemangku kepentingan termasuk sektor swasta, pencipta, lembaga pemerintahan dan pendidikan, tidak hanya untuk manfaat ekonomi tetapi juga untuk meningkatkan ketahanan budaya dan membangun identitas nasional.

10.Melanjutkan promosi diskusi dan pertukaran di antara berbagai pemangku kepentingan di berbagai forum dan level, seperti dalam forum Friends of the Creative Economy.

II. Pengembangan Ekosistem
<!--more-->

11.Membina perkembangan e-commerce dan kekayaan intelektual sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan, untuk mengurangi kesenjangan digital dan menghasilkan solusi digital untuk Negara Berkembang dan Kurang Berkembang (LDCs).

12.Mempromosikan peran perempuan dan pemuda dalam ekonomi kreatif dan partisipasi mereka dalam pengembangan, antara lain, UKM, start-up, dan industri hiburan, yang membantu meningkatkan kohesi sosial dan dampak sosial.

13.Mendukung peraturan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan, aman dan terlindungi untuk ekonomi kreatif, terutama untuk menjamin inklusifitas dan mendukung UKM.

14.Mendukung lingkungan yang memudahkan yang mempromosikan inovasi, komersialisasi dan perlindungan kekayaan intelektual serta program untuk meningkatkan kesadaran publik dalam konteks ekonomi kreatif.

15.Mendorong regulasi di sektor kreatif untuk menyediakan data yang tanpa batas sekaligus menangani masalah privasi data. Regulasi tersebut juga harus mempertimbangkan kepentingan nasional tanpa mengabaikan kebutuhan untuk menstimulasi ekonomi kreatif.

16.Mendukung dan mengembangkan kebijakan untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan kejuruan, akses terhadap informasi, teknologi, pembiayaan, dan lingkungan yang memudahkan jalannya usaha dalam sektor UKM bidang ekonomi kreatif untuk menciptakan nilai tambah dalam produk dan layanan.

<!--more-->

III. Warisan Budaya dan Keberagaman

17.Mendukung Ekonomi Kreatif sebagai sarana penting untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dan agenda 2030.

18.Melakukan kegiatan untuk memperkuat akar budaya warga melalui keterlibatan dan kerja sama pemerintah dan organisasi internasional serta untuk menyediakan bantuan teknis dan pembangunan kapasitas.

19.Menpromosikan kreativitas sebagai 'mata uang baru', sekaligus mengakui pentingnya peran budaya bagi kreativitas seniman dalam mengembangkan ekonomi lokal dan pedesaan dan memanfaatkan warisan dan keragamannya yang kaya.

20.Memanfaatkan keberadaan ruang pasar global, termasuk munculnya pasar jejaring sosial, untuk mempromosikan pemasaran produk dan layanan kreatif.

VI. Giliran Dubai

21.Mendukung pelaksanaan WCCE berikutnya pada 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab.

ANTARA

Berita terkait

2024 Target Jadi Kota Festival, Yogyakarta Gencarkan Empat Event Kreatif Ini

39 hari lalu

2024 Target Jadi Kota Festival, Yogyakarta Gencarkan Empat Event Kreatif Ini

Kota Yogyakarta mengusung branding baru sebagai Kota Festival atau city of festival mulai 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Investasi di IKN Rp 5,3 Triliun dan akan Terus Bertambah

43 hari lalu

Sandiaga Sebut Investasi di IKN Rp 5,3 Triliun dan akan Terus Bertambah

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno jelaskan berbagai upaya untuk menambah investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di IKN yang saat ini sebesar Rp 5,3 trilun.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Dorong Pengembangan 5 Desa Wisata di Sekitar IKN

44 hari lalu

Sandiaga Dorong Pengembangan 5 Desa Wisata di Sekitar IKN

Sandiaga Uno menyatakan ada lima desa wisata di sekitar IKN yang akan dikembangkan oleh Kemenparekraf.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Beberkan Tiga Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang Berkontribusi Besar di IKN, Apa Saja?

44 hari lalu

Sandiaga Uno Beberkan Tiga Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang Berkontribusi Besar di IKN, Apa Saja?

Sandiaga Uno menyebutkan dari 17 sub sektor ekonomi kreatif di IKN, sebanyak tiga subsektor yang berkontribusi paling besar. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

45 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Menteri Sandiaga Uno Target Ekspor Ekonomi Kreatif Naik, Perajin Yogya Prioritaskan Pasokan ke IKN

55 hari lalu

Menteri Sandiaga Uno Target Ekspor Ekonomi Kreatif Naik, Perajin Yogya Prioritaskan Pasokan ke IKN

Meski Menteri Sandiaga Uno berharap ekspor ekonomi kreatif naik, para pengrajin Jogja menilai pasar dalam negeri masih menarik.

Baca Selengkapnya

Menparekraf Sandiaga Targetkan Gorontalo Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

28 Februari 2024

Menparekraf Sandiaga Targetkan Gorontalo Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan Kabupaten Gorontalo bisa masuk dalam jaringan Kota Kreatif UNESCO. Target tersebut dapat dikejar melalui penguatan kolaborasi pemda dengan pelaku ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Warganet Sebut Kebanyakan Gimik, Gibran Langsung Buat Acara Diskusi di Bali #GimmickGibran

28 Januari 2024

Warganet Sebut Kebanyakan Gimik, Gibran Langsung Buat Acara Diskusi di Bali #GimmickGibran

Gibran selalu mendapat sorotan dari warganet karena gimik yang dibuatnya, justru ia bikin acara #GimmickGibran di Bali.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pengertian Ekonomi Kreatif, Ciri, Jenis, dan Manfaatnya

23 Januari 2024

Mengenal Pengertian Ekonomi Kreatif, Ciri, Jenis, dan Manfaatnya

Jelaskan pengertian ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah perkembangan konsep ekonomi yang berasal dari kreativitas individu. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo dan Anak Muda Kreatif Bahas Potensi Ekonomi Digital

20 Januari 2024

Ganjar Pranowo dan Anak Muda Kreatif Bahas Potensi Ekonomi Digital

Calon presiden Ganjar Pranowo bersama ratusan anak muda kreatif membahas potensi ekonomi digital.

Baca Selengkapnya