Pegiat Ekonomi Kreatif, Jangan Mudah Menyerah dengan Keterbatasan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 11 September 2018 06:27 WIB

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri didampingi Direktur Ekekutif Tempo Institute Mardiyah Chamim membuka acara Kombet Kreatif di Karangasem, Bali

TEMPO.CO, Jakarta - Kisah-kisah pegiat ekonomi kreatif yang sukses acapkali dimulai dari keterbatasan. Hal serupa dialami Singgih Kartono, founder radio magno/radio kayu dan spedagi (sepeda dari bambu) ini juga mengalami jatuh bangun saat memulai inisiatifnya menghidupkan desa. “Keterbatasan itu jangan bikin kita gampang menyerah,” katanya saat berbagi inspirasi dalam program pendampingan Kombet Kreatif yang diadakan Tempo Institute bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Taman Soekasada Ujung, Karangasem, Bali.

Bekas desainer produk di sebuah perusahaan ini menuturkan, tak semua menyukai idenya untuk membangun desa. Saat berencana menghidupkan sebuah desa, ide itu ditolak sang lurah. “Dia lebih muda dari saya, bahkan meminta saya untuk meminta maaf untuk hal yang saya gak tahu di mana kesalahannya.”

Baca: Pegiat Ekonomi Kreatif, Buatlah Branding yang Berakar pada Lokal

Keinginannya untuk membangun desa begitu besar. Ditolak di desa yang satu, ia mencari desa lain. Untungnya, seluruh masyarakat Desa Papringan Ngadiprono di Temanggung dan kepala desanya antusias dengan ide Singgih. “Semua mau terlibat dan bahu membahu membangun dan mengembangkan desa wisata,” kata Singgih.

Singgih yang sudah menuai sukses membangun radio kayu dan mendesain sepeda bambu, tetap berusaha mengembangkan desa wisata dengan akar kelokalan yang kuat. Ia memanfaatkan kekayaan alam di Desa Papringan dan meninggalkan unsur-unsur yang tidak bersahabat dengan kelestarian lingkungan.

Advertising
Advertising

Baca: Warga Desa Wisata di Karangasem Tak Punya Kulkas

Mulailah Singgih membuat Pasar Papringan yang memunculkan gagasan nostalgia Indonesia lawasan. Di pasar ini menjual berbagai jajanan pasar lawas seperti jenang dan dawet. Anak-anak disediakan play ground yang dilengkapi dengan ayunan dari bambu, permainan egrang, dan sepeda bambu yang disewakan untuk pengunjung.

Penjualnya harus mengenakan baju lurik, alat makan memanfaatkan batok kelapa, dan mata uangnya diubah menggunakan bambu. Suasana serba lawasan ini mampu menghadirkan ketentaraman desa yang guyub dan asri. Video Pasar Papringan yang mengingatkan kita kembali ke zaman perjuangan merebut kemerdekaan itu, kini viral di media sosial.

Berita terkait

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

17 hari lalu

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran ke Lampung, Singgah ke Pantai Minang Rua di Desa Wisata Kelawi Bakauheni

20 hari lalu

Libur Lebaran ke Lampung, Singgah ke Pantai Minang Rua di Desa Wisata Kelawi Bakauheni

Pantai Minang Rua letaknya tak jauh dari Pelabuhan Bakauheni, jarak tempuhnya tak sampai dengan 30 menit.

Baca Selengkapnya

3 Rekomendasi Wisata Pesisir di Banyuasin Sumsel untuk Libur Lebaran

24 hari lalu

3 Rekomendasi Wisata Pesisir di Banyuasin Sumsel untuk Libur Lebaran

Di Banyuasin, Sumatra Selatan, terdapat beberapa wisata bahari yang menarik dikunjungi bersama dengan keluarga saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

28 hari lalu

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tulungagung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi anggaran desa (APBDes) di sejumlah desa

Baca Selengkapnya

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

44 hari lalu

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

Wae Rebo di Flores menempati di urutan kedua setelah Rothenburg ob der Tauber di Jerman sebagai kota kecil terindah di dunia.

Baca Selengkapnya

2024 Target Jadi Kota Festival, Yogyakarta Gencarkan Empat Event Kreatif Ini

45 hari lalu

2024 Target Jadi Kota Festival, Yogyakarta Gencarkan Empat Event Kreatif Ini

Kota Yogyakarta mengusung branding baru sebagai Kota Festival atau city of festival mulai 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Investasi di IKN Rp 5,3 Triliun dan akan Terus Bertambah

49 hari lalu

Sandiaga Sebut Investasi di IKN Rp 5,3 Triliun dan akan Terus Bertambah

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno jelaskan berbagai upaya untuk menambah investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di IKN yang saat ini sebesar Rp 5,3 trilun.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Dorong Pengembangan 5 Desa Wisata di Sekitar IKN

51 hari lalu

Sandiaga Dorong Pengembangan 5 Desa Wisata di Sekitar IKN

Sandiaga Uno menyatakan ada lima desa wisata di sekitar IKN yang akan dikembangkan oleh Kemenparekraf.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Beberkan Tiga Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang Berkontribusi Besar di IKN, Apa Saja?

51 hari lalu

Sandiaga Uno Beberkan Tiga Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang Berkontribusi Besar di IKN, Apa Saja?

Sandiaga Uno menyebutkan dari 17 sub sektor ekonomi kreatif di IKN, sebanyak tiga subsektor yang berkontribusi paling besar. Apa saja?

Baca Selengkapnya