TEMPO.CO, Jakarta - Tuntutan kesetaraan gender masih menjadi isu yang cukup kencang bergulir di dunia kerja. Terutama di sektor sektor tambang minyak dan gas yang masih didominasi laki-laki. Hal tersebut disampaikan Rina Mariama, Manager Total Remuneration, Planning & Policy, PT. Chevron Pacific Indonesia dalam Women Empowerment-Diversity & Inclusion dalam rangkaian acara Tempo Media Week 2019, Sabtu 7 Desember 2019.
Menurutnya, di Chevron Indonesia, dari sekitar 3.000 karyawan yang ada, 12 persen di antaranya adalah perempuan. Sedikitnya keberadaan karyawan perempuan di perusahaan tersebut, tetap mendapat perhatian penuh terkait keberagaman dan pelibatan semua pihak serta jaminan terpenuhi kebutuhan untuk menunjang kinerja.
“Di dunia kerja, keberagaman laki-laki dan perempuan adalah fakta, peran inklusi membuat fakta tadi dapat bekerja sama sehingga bisa berkontribusi dengan baik,” tutur Rina.
Agar para karyawan dapat bekerja sepenuhnya, tugasnya perusahaan untuk menyediakan lingkungan yang tepat. Serta menghilangkan hambatan saat karyawan bekerja. Salah satu contohnya, untuk karyawan perempuan, perusahaan memenuhi cuti saat haid. Selain itu menyediakan beberapa fasilitas semisal ruang laktasi bagi ibu menyusui. “Mereka diberi waktu yang cukup, sehingga bisa kembali bekerja dalam kondisi fresh,” tutur Rina.
Belum lama ini Chevron juga telah meluncurkan produk khusus bagi karyawan perempuan yang berkerudung. Di antaranya, pakaian lapangan yang terdiri dari dua bagian, serta kerudung yang aman dari percikan api. “Hijab anti api ini juga menjadi salah satu upaya menghilangkan pembatas di tempat kerja agar wanita bisa lebih bekerja leluasa,” ucapnya.