TEMPO.CO, Jakarta - Paviliun Indonesia di Festival Janadriyah di Riyadh, Arab Saudi, mendapat sambutan istimewa dari kerajaan dan masyarakat setempat. Acara yang berlangsung sejak 20 Desember 2018 sampai 9 Januari 2019 itu, stand Indonesia menampilkan berbagai produk ekonomi kreatif, seni budaya serta informasi pendidikan di Tanah Air.
Festival Janadriyah merupakan pergelaran budaya terbesar di kawasan Timur Tengah yang diselenggarakan sejak 1985. “Setiap tahun mengundang satu negara sahabat untuk menjadi tamu kehormatan. Kali ini Indonesia dinobatkan tamu kehormatan (Guest of Honour),” kata Ubadillah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KRBI untuk Arab Saudi melalui rilisnya kepada Tempo, Jumat, 11 Januari 2019.
Paviliun Indonesia dalam Festival Janadriyah di Kota Janadriyah, Riyadh. Menapilkan berbagai kerajinan dan informasi tentang pendidikan Indonesia. Foto: Atdikbud KBRI
Menurut Ubadillah, Indonesia secara khusus mendapat undangan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud sebagai tamu kehormatan pada Festival Janadriyah ke-33 tersebut. Undangan ini sekaligus sebagai implementasi kerja sama atau MoU (Memorandum of Understanding) di bidang kebudayaan Indonesia dan Arab Saudi yang diteken pada 1 Maret 2017.
Festival yang berlangsung di Kota Janadriyah ini diikuti negara-negara teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) seperti Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirates Arab, dan Bahrain. Acara ini dibuka secara resmi oleh Raja Salman bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani pada 20 Desember lalu. Dikawal ketat petugas keamanan, Raja Arab dan Menteri Puan berjalan bersama menuju arena pembukaan.
Sebagai tamu kehormatan dalam Festival Janadriyah 2018 itu, kata Ubadillah, tema yang diusung adalah Indonesia mengenalkan Bhineka Tunggal Ika guna memperkuat modernisasi dan perdamaian dunia. “Unity in Diversity for Strengthening Moderation and Global Peace,” kata Ubadillah.
Sebanyak 180 delegasi Indonesia dan 170 pelajar Sekolah Indonesia di Riyadh ikut memeriahkan Festival Janadriyah di Kota Janadriyah yang digelar mulai 20 Desember 2018 hingga 9 Januari 2019. Foto: Atdikbud KBRI
Tema tersebut dipilih, Ubadillah menjelaskan, untuk memperlihatkan kepada masyarakat dunia bahwa keragaman itu merupakan kekuatan. “Indonesia yang multikultur, multiras dan multibudaya, justru mempersatukan masyarakat Indonesia, yang wilayahnya terdiri dari banyak pulau”.
Dalam festival itu, paviliun Indonesia diisi berbagai kerajinan dan karya seni seperti seni kriya keramik, pameran buku, layanan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing, berbagai jenis kaligrafi, serta seni lukis. Sejarah hubungan diplomasi Indonesia dengan Arab Saudi pun dipamerkan dalam bentuk risalah pemerintahan era Presiden Sukarno hingga Presiden Joko Widodo.
Stand Indonesia juga mengadakan workshop ekonomi kreatif di antaranya membuat batik dan tenun. Di panggung utama, Indonesia menampilkan seni budaya dari berbagai daerah seperti tari zapin, tari saman, tari manggala, tari piring, rampak gendang, angklung, gamelan, hingga pencak silat.
Sebanyak 180 delegasi diberangkatkan dari Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ditambah sekitar 170 pelajar dari Sekolah Indonesia di Riyadh, Jeddah dan Mekkah. Siswa-siswa ini dikoordinasikan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh.
Seni tari Indonesia tampil di panggung utama Festival Janadriyah di Kota Janadriyah, Riyadh. Acara ini berlangsung sejak 20 Desember 2018 hingga 9 Januari 2019. Foto: Atdikbud KBRI
Ubadillah menambahkan, ajang festival ini menjadi salah satu bentuk diplomasi Indonesia di kawasan Timur Tengah, khususnya Arab Saudi. Ini terlihat dari antusiasme kunjungan penonton ke paviliun Indonesia. Saban hari stand Indonesia dipenuhi pengunjung.
Diperkirakan pengunjung yang datang ke pameran dan panggung Indonesia sebanyak 250 ribu orang per hari. “Hal tersebut menunjukkan antusiasme masyarakat Arab pada budaya Indonesia sangat tinggi,” kata Ubadillah.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Najamuddin Ramly menambahkan, Indonesia sebagai tamu kehormatan Festival Janadriyah ke-33 di Riyadh, membuka peluang untuk mengembangkan diplomasi budaya.
"Kami merencanakan seluruh museum di Arab Saudi menggelar pameran dan seminar sejarah risalah Islam datang ke Indonesia dengan berbagai macam budaya," kata Najamuddin, Rabu, 9 Januari 2019.
Menurut dia, Festival Janadriyah telah membuka pandangan masyarakat Arab Saudi tentang Indonesia. Selama ini Indonesia hanya dikenal sebagai negara penyedia tenaga kerja. "Setelah dikenalkan budaya Indonesia di Festival Janadriyah, mereka menjadi kagum," kata Najamuddin.