TEMPO.CO, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia mengungkapkan, animasi Indonesia masih kekurangan ruang berekspresi. Wawan Rusiawan, Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Bekraf, menyatakan bahwa animasi Indonesia butuh lebih banyak ruang untuk berekspresi.
Baca: Bekraf dan Tempo akan Dampingi Pegiat Ekonomi Kreatif di Malang
"Kita memang sangat punya keterbatasan ruang ekspresi, seperti di televisi banyak sekali tayangan animasi dari negara asing. Kita ingin membuka ruang dan sudah beberapa kali mencoba itu, namun belum juga menunjukkan keberhasilan seperti yang diharapkan para animator, kita ingin membuka ruang-ruang lain yang bisa menjadi tempat berekspresi untuk animasi Indonesia," ujar Wawan.
Bekraf, lanjutnya, ingin bergerak cepat untuk membuka ruang-ruang berekspresi ini, karena banyak sekali produksi-produksi animasi kita yang baik namun tidak memiliki ruang berekspresi.
Pihaknya juga ingin ada yang lebih berpengalaman untuk membuka ruang berekspresi animasi Indonesia dan ke depannya Bekraf ingin menambah ruang berekspresi bagi para animator Indonesia untuk bisa menampilkan karyanya.
"Harapan kami, pihak-pihak yang memiliki ruang berekspresi tersebut bisa mengapresiasi dan mencoba untuk bertemu dengan Bekraf maupun teman-teman pelaku," katanya.
Baca: Agar Terlihat Lebih Menarik, UKM di Yogyakarta Perlu Lakukan Ini
Bekraf siap memfasilitasi, ingin berdialog dengan para investor, televisi dan pihak manapun yang memiliki media ekspresi untuk bisa berkolaborasi mengembangkan animasi Indonesia.
Menurut dia, salah satu yang penting dalam dunia animasi bahwa sebelum animasi itu dijual ke luar negeri, tentunya harus mendapatkan apresiasi terlebih dahulu di negeri sendiri.
ANTARA