TEMPO.CO, Jakarta - Ini adalah tulisan Burhan Sholihin, Wartawan Tempo.co. Dia adalah pemimpin redaksi tempo.co, selain menjadi jurnalis sosok Burhan dikenal giat dalam dunia startup, bisnis, dan perkopian. Berikut adalah catatan yang ditulis Burhan untuk kanal Creative Lab:
INVESTASI LEHER KE ATAS
Power Bank Hebat
Beberapa waktu lalu saya ikut workshop. Niatnya sih “isi ulang baterai” otak. Topiknya, bukan hal baru: Bagaimana Mendongkrak Nilai Perusahaan. Malah sudah khatam di bangku kuliah S2. Selain itu, saya juga kerap melahap buku-buku bisnis serupa.
Tapi, ternyata di workshop itu saya seperti ketemu power bank hebat, sumber baterai raksasa yang tak ada habis-habis yang menyemangati saya dalam menjalankan bisnis sehari-hari. Mereka adalah orang-orang keren yang sukses di bisnisnya dan rela berbagi ilmu.
Dalam soal urusan “investasi leher ke atas” atawa investasi dalam pengetahuan mungkin saya sering dibilang ngotot. Orang lain mungkin malah bisa bilang saya boros.
Tapi, kata orang tua saya, tak ada hal boros bila duit itu kamu habiskan untuk kebaikan, seperti bersedekah atau mencari ilmu.
Kalau dihitung-hitung. Dalam setahun bisa ikut workshop/seminar 3-4 kali dan itu bayar sendiri bukan dibayari oleh kantor saya. Dan harga wokshopnya juga aduhai, ada yang Rp 7,5 juta sampai Rp 10 juta. Belum lagi, saya punya target menghabiskan buku-buku bisnis minimal sebulan satu.
“Kok mau keluar biaya jutaan untuk gituan?” kata teman saya.
Baca: Kelas Menulis Tempo Institute, Menjawab Tantangan Zaman Digital
Petinju Hebat
Saya malah bingung ada orang berpuas diri dengan ilmu yang didapat 5-10 tahun di bangku kuliah dan tak pernah di-recharge dengan buku dan seminar/workshop.
Guru menulis saya Farid Gaban, dulu pernah berkata, ”Petinju yang hebat, tidak lahir dari latihan dan steak yang dia makan setahun lalu. Tapi, dia muncul dari latihan dan steak yang dia makan beberapa bulan sebelum bertanding.” Mak JLEBB bener. #wadezig
Itulah sebabnya saya ngotot ikut seminar/workshop sana-sini. Baca buku yang bukan sekadar mencari hiburan.
Hasilnya, selalu menyenangkan. Saya dapat banyak ilmu baru yang saya terapkan di bisnis saya mendongkrak nilai bisnis perusahaan-perusahaan saya. Alhamdulillah, value perusahaan saya naik lebih dari 180 persen dalam waktu kurang dari dua tahun. Ilmu itu saya praktikkan di perusahaan skala nasional, maupun perusahaan kelas warungan seperti warung ayam geprek.
Baca: Jangan Mudah Puas, Tingkatkan Skill Anda di Sini
Cambuk Semangat
Seminar, workshop, buku selalu menjadi pencambuk semangat. Benar kata Rob Cross dan Andrew Parker, penulis buku 'The Hidden Power of Social Network: Understanding How Work Really Get Done in Organizations'.
Kata Rob Cross orang yang bersemangat dan selalu menyemangati orang lain akan bertambah-tambah semangatnya. Menariknya, orang yang menyemangati ini akan memiliki kinerja yang lebih tinggi daripada yang lainnya.
Itulah yang membuat investasi leher ke atas itu selalu menyenangkan. Setiap ikut seminar atau workshop adalah dapat “darah” baru atau inspirasi baru karena bertemu dengan orang-orang hebat baru.
Contoh pertama, saya bertemu dengan orang yang berjualan kue lapis yang omzet sehari tembus Rp 1 miliar. Omzet yang luar biasa gila, bukan? Kemudian contoh kedua, saya bertemu dengan orang Yogya yang “cuma” berjualan panci lewat Facebook, tapi anggaran iklannya di situs sosial media itu sampai Rp 1 miliar per hari. Satu hari Rp 1 miliar coy. Contoh terakhir, saya bertemu orang yang berjualan keripik singkong yang omsetnya dalam empat bulan tembus Rp 800 miliar. Mengerikan, bukan?
BURHAN SHOLIHIN