Gandeng Gendong, Program Khas Yogyakarta Mensejahterakan Warga

Reporter

Antara

Editor

Elik Susanto

Kamis, 13 Desember 2018 09:44 WIB

Seorang penjaja jamu di Pasar Legi Kota Ged, Yogyakarta, Senin, 3 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera dan program Gandeng Gendong Pemerintah Kota Yogyakarta sudah berjalan 8 bulan. Tujuan diluncurkannya program ini, masyarakat diharapkan saling mendukung dalam menggapai kesejahteraan.

Baca: Bekraf dan Tempo akan Dampingi Pegiat Ekonomi Kreatif di Malang

"Saya kira, harapannya bisa saling mendukung untuk mempercepat pencapaian target, yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poewardi saat membuka Gebyar Promosi UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) di Yogyakarta, Selasa, 11 Desember 2018.

Tepatnya, menurut Heroe, program di atas resmi diluncurkan pada 10 April 2018. Kegiatan ini muncul karena beberapa kali Yogyakarta mendapatkan sorotan terkait dengan tingkat kemiskinan paling tinggi di Pulau Jawa dan ketimpangan atau gini ratio tertinggi di Indonesia.

Heroe menjelaskan, program tersebut melibatkan 5 elemen mulai dari pemerintah kota, korporasi, kampus, kampung dan komunitas. Kelima lembaga ini bahu membahu mempercepat pengentasan kemiskinan. UPPKS maupun "Gandeng Gendong" fokus pemberdayaan masyarakat sesuai potensi wilayah, seperti kuliner dan produk kerajinan.

"Saya sudah cek ke kelompok UPPKS yang dikerjakan ibu-ibu. Varian produk yang mereka hasilkan sangat banyak. Sebagian sudah memperoleh pasar dengan cara online," kata Heroe.

Advertising
Advertising

Heroe melanjutkan, pemasaran dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan oleh kelompok UPPKS perlu menjadi perhatian. Caranya, antara lain pelatihan kuliner bekerja sama dengan chef dari sejumlah hotel di Kota Yogyakarta.

"Bisa saja ini menjadi bagian dari program CSR (Corporate Social Responsibility) hotel. Harapannya, kualitas produk kelompok masyarakat meningkat dan dapat diterima lebih baik di pasar".

Pemerintah Kota Yogyakarta, kata Heroe, terus menyempurnakan aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok usaha tersebut. Seperti aplikasi pemasaran yang diberi nama Dodolan dan Nglarisi. Aplikasi ini masih dalam proses penyempuranaan. Salah satunya menggandeng bank sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aplikasi ini.

Heroe juga berharap kelompok UPPKS dapat memperoleh tempat khusus di pasar ekonomi kreatif untuk membantu pemasaran.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Eny Retnowati mengatakan, program UPPKS memiliki banyak manfaat. "Selain untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, melalui program ini kegiatan sosialisasi tentang keluarga berencana bisa dilakukan," katanya.

Saat ini, lanjut Eny, di Kota Yogyakarta terdapat 28 kelompok UPPKS atau dua kelompok di tiap kecamatan. Setiap kelompok UPPKS beranggotakan masyarakat miskin yang masuk dalam data kelompok sasaran jaminan perlindungan sosial.

Berita terkait

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

7 jam lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

17 jam lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

1 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

1 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

2 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

4 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

4 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

5 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya