Kisah 10 Pelaku Industri Kopi dan Barista Muda Tampil di London
Reporter
Antara
Editor
Elik Susanto
Senin, 26 November 2018 13:57 WIB
TEMPO.CO, London - Pembeli yang terdiri dari importir dan pemilik kedai kopi di London terkesima dengan produk kopi Indonesia. Mereka menyatakan tertarik dan ingin berbisnis dengan pengusaha dan petani kopi Tanah Air. Alasannya, kopi Indonesia mempunyai cita rasa yang berbeda dari kopi instan.
Baca: Prospek Industri Kopi Indonesia
Menurut Minister Counselor KBRI London Thomas Siregar kepada Antara London, mengatakan keinginan tersebut terungkap dalam acara Indonesia Coffee Day, Minggu, 25 November 2018. Kegiatan itu digelar KBRI London bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan serta Bank Indonesia. Acaranya berlangsung di East Wing Somerset House, gedung neoklasikal berusia 200 tahunan di jantung Kota London.
Sebanyak 10 pelaku industri kopi dari Indonesia, termasuk barista milenial terlibat dalam diplomasi ekonomi itu. Pelaku industri kopi tersebut untuk meningkatkan kehadiran kopi khas Indonesia di Inggris baik dari sisi komoditas maupun kreativitasnya.
Manajer Rantai Pasokan Kopi Fairtrade di Inggris, Anna Pierides, menyoroti peran sertifikasi Fairtrade produksi kopi organik yang membantu petani kopi Indonesia menghasilkan kopi premium senilai US$ 4,8 juta.
Forum bisnis Indonesia Coffee Day, Rizal Sukma menyoroti betapa besar potensi transaksi perdagangan di sektor kopi antara Indonesia dan Inggris. "Sebagai produsen kopi terbesar ke keempat, diharapkan dari pameran tunggal kopi Indonesia yang pertama di Inggris ini akan makin banyak ekspor kopi Indonesia hadir di Inggris," kata Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, Republik Irlandia dan Organisasi Maritim Internasional ini.
Hadir dalam forum bisnis adalah pemilik dan pengusaha kopi dari Pagalaram, Gayo Mandiri, Malabar, Bali Arabica, Dialog Coffee, Kopi Sarongge, Work Coffee, Ngopi Yuk serta Petimera yang membawa ragam kopi dari Aceh, Bali, Jawa Barat, Sumatera dan Flores.
Dalam Indonesia Coffee Day seluruh jenis kopi dipresentasikan dalam sesi coffee cupping yang dipandu Syafrudin, dari Specialty Coffee Association Indonesia.
Dubes Rizal Sukma mengatakan bahwa dengan pergeseran budaya minum teh menjadi minum kopi di Inggris, Indonesia berada di posisi yang strategis untuk memasuki pasar kopi, khususnya specialty coffee. Meskipun potensi kopi Indonesia di Inggris belum optimal namun potensi kopi Indonesia cukup besar.
"Hal ini yang menjadikan promosi kopi Indonesia melalui Indonesia Coffee Day menjadi salah satu prioritas diplomasi ekonomi KBRI London," kata Rizal Sukma.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia London, Donny Hutabarat, mengatakan kehadian BI dalam Indonesia Coffee Day untuk memberikan kesempatan kepada petani atau perajin kopi dari Jawa Barat dan Bali. Petani binaan BI tersebut memperkenalkan produk kopinya kepada masyarakat Inggris sebagai salah satu pasar ekspor kopi terbesar di Eropa. "Kegiatan ini diharapkan meningkatkan dan memotivasi pasar ekspor kopi dari petani Indonesia," kata Donny.
Komang Sukarsana dari Kintamani Coffee mengatakan, ada beberapa pembeli yang bersedia dan bahkan ingin berkunjung ke Bali. "Acaranya luar biasa, kami sangat antusias dan bersyukur sekali petani kecil bisa hadir di acara yang keren ini, berkat dukungan yang luar biasa dari Bank Indonesia," kata Komang Sukarsana.
Direktur Gayo Mandiri Coffee, Mohd Amin, mengatakan selama ini memang ada beberapa importir di London yang membeli kopi dari Indonesia termasuk dari kopi Gayo Aceh. Diharapkan dengan adanya acara temu bisnis yang diadakan KBRI banyak pengusaha dan pemilik cafe di London membeli kopi secara langsung dari ekportir Indonesia. "Alhamdullilah ada beberapa buyer yang tertarik membeli kopi langsung dari kami."
Menurut Mohd Amin, sejak dalu kopi Indonesia terutama kopi Gayo dilirik pembeli dari Amerika dan Eropa sebagai bahan blending untuk penyedap aroma kopi. Dalam acara Indonesia Coffee Day dihadiri sekitar 30 pengusaha dan pemilik kedai kopi di London, di antaranya importir kopi Indonesia ke Inggris.
Pasangan Tessa dan Christian Dennis itu berencana mengimpor kopi dari Indonesia dan telah menjalin kerja sama dengan Manager Kopi Malabar, Tiara Dwi Rahayu. "Kami akan bekerja sama dengan keluarnya regulasi izin usaha Ibu Tessa," kata Tiara Dwi Rahayu.