Tenun Lurik Gendong Kayu Masuk Pasar Inggris dan Polandia

Reporter

Antara

Editor

Elik Susanto

Senin, 3 September 2018 19:02 WIB

Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) menunjukan pakaian untuk prosesi pernikahan putranya didampingi perancang busananya Tuty Adib (kanan) di toko Tenun Lurik Solo Gaiya di Kerten, Surakarta, Jawa Tengah, !4 April 2015. Busana yang dipakai untuk pemotretan prawedding putranya berupa busana kasual kombinasi kain putih dengan batik warna hitam yang berbahan baku batik tulis motif kontemporer berupa garis-garis kecil dengan ornamen bunga. Tempo/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Solo - Kerajinan syal berbahan tenun lurik Gedong Kayu produksi pengrajin asal Griya Tiara Ardi Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, kian terkenal. Seorang pengrajin, Katarina Oktaviani Putri, mengaku menekuni kerajinan syal dan fashion berbahan dasar kain tenun lurik Gendong Kayu yang belum terlalu dikenal oleh masyarakat.

Menurut wanita 21 tahun ini, kerajinan produksinya sudah dipasarkan sampai ke mancanegara. Syal atau sering disebut sleyer memang disukai masyarakat luar negeri karena keunikannya dan fungsinya yang serba mudah digunakan.

Syal merupakan sehelai kain yang biasa dipakai di leher, kepala atau pundak. Syal juga digunakan sebagai pelengkap gaya baik kasual maupun formal, diikat di leher, diselempangkan di bahu, dan dibentuk pita leher.

Katarina menjelaskan, kerajinan jenis lain yang diproduksi di antaranya tas, sandal, sepatu, kalung, anting, kipas, dan payung yang semuanya berbahan tenun lurik Gendong Kayu.

Syal produksinya sudah sampai di pasar Malaysia, Polandia, dan Inggris. "Sedangkan produk lainnya masih di pasar lokal antara lain Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi," kata Katarina yang mengaku masih kuliah di Institut Seni Indonesia Surakarta jurusan Desain Grafis itu.

Sejak 2014, Katarina menekuni kerajinan berbagai jenis berbahan lurik tersebut. Awalnya hobi. Setelah ditekuni ternyata memiliki nilai ekonomi yang dapat menambah penghasilan keluarga.

"Cara saya memasarkan dengan online, mengikuti pameran-pameran inacraft yang diadakan Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan dan Koperasi," kata Katarina sembari menambahkan harga produk kerajinannya bervariasi. Untuk tenun lurik dijual mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 350 ribu per buah.

Advertising
Advertising

"Kemampuan kami berproduksi rata-rata bisa mencapai 3.000 buah per bulan, sedangkan omzet hampir sama dengan produksi," katanya. UMKM dengan merek Oppu Label.CO ini dalam bentuk syal ikut melestarikan warisan kain lurik Gendong Kayu.

Berita terkait

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

11 menit lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

2 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

4 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

4 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

4 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

4 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

4 hari lalu

Kopdit CU Lete Konda NTT Semakin Eksis dengan Manfaatkan Layanan LPDB-KUMKM

Selain suntikan pinjaman terdapat upaya pembinaan, pendidikan, dan peningkatan usaha koperasi dari LPDB-KUMKM

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

5 hari lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

5 hari lalu

Ramai Kemenkop UKM Batasi Jam Operasional Warung Madura, Ini Respons Ikatan Pedagang Pasar

Ikappi menyatakan keuntungan dari warung madura itu akan berputar di daerah masing-masing dan mendorong upaya peningkatan ekonomi daerahnya.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya