TEMPO.CO, Jakarta -Keberagaman dan inklusi menjadi isu yang cukup kencang di lingkungan kerja. Terutama saat melibatkan pekerja perempuan. Selalu ada pertimbangan khusus bagi sejumlah perusahaan kala akan melibatkan karyawan perempuan. Terutama berkaitan dengan pengerjaan project jangka panjang, penempatan di daerah khusus, serta perihal jenjang karier.
Produktivitas perempuan bekerja kerap diragukan kala mereka sudah berkeluarga dan punya anak. Kondisi demikian adakalanya dianggap jadi penghambat. Termasuk hal-hal rutin, misal kondisi pengambilan cuti haid tiap bulannya—yang susungguhnya sudah diatur dalam Undang-Undang.
Beberapa perusahaan kini sudah cukup memahami pentingnya mewujudkan keberagaman dan inklusi di dunia kerja. Perusahaan sudah semestinya, membantu para karyawan terhindar dari segala macam rintangan yang bisa menghambat kinerja mereka.
“Cuti haid merupakan salah satu contoh bentuk perlindungan terhadap wanita yang dilindungi Undang-Undang. Kalau mau meberikan suasana kerja yang inklusi perusahan harus memenuhi hal-hal semacam itu,” tutur Rina Mariama, Diversity & Inclusion Champion dan Manager Total Remuneration, Policy & Planning Chevron Indonesia, saat gelaran Tempo Media Week 2019.
Rina menyadari, pemberdayaan perempuan bertujuan menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian agar perempuan bisa meningkatkan kemampuan dan skill di perusahaan.
Kebijakan serupa turut diterapkan PT Gojek. Siti Astrid Kusumawardhani selaku VP of Public Affairs Gojek menuturkan, perusahaannya menaydari betul perempuan adalah bagian penting dari bisnis mereka. Persentase pelanggan dan juga mitra perempuan di Gojek cukup tinggi. Itulah mengapa mereka juga perlu memiliki banyak karyawan perempuan untuk dapat memahami keinginan dari konsumen.
"Di Gojek, jumlah perempuan di level manajer ke atas mencapai 33 persen. Kami bangga bisa banyak perempuan di Gojek berada di posisi manajemen perusahaan."
Tak hanya itu, menurut Astrid, di Gojek memfokuskan produktivitas dan pencapaian hasil tanpa harus mengikat karyawan berada di kantor seharian penuh. Sepanjang pekerjaan bisa disaksanakan dengan baik, mencapai tujuan utama dan selesai, karyawan bebas melakukan hal lain. “Rasanya untuk cuti di Gojek tak ada batas. Objective terhadap hasil. Seingat saya, saya sudah menghabiskan cuti tahun ini sekitar 30 hari mungkin he-he-he,” tutur Astrid.
Sejumlah riset menunjukkan perusahaan-perusahaan yang meningkatkan keterwakilan karyawan perempuan dalam peran kepemimpinan perusahaan sampai sepertiga jumlah karyawannya, terbukti dapat meningkatkan keuntungan perusahaan sampai 15 persen. Global Leadership Forecast yang dikeluarkan Konsultan leadership global, DDI, mengungkapkan perusahaan dengan komposisi memberlakukan 30 persen keberagaman gender, lebih unggul dari perusahaan lain yang kurang beragam sisi kepemimpinan dan bisnisnya.
Keberagaman dna inklusi pada akhirnya harus dilihat sebagai upaya mendorong perubahan yang lebih baik di dunia kerja.