TEMPO.CO, Semarang -Lebih dari seratus pebisnis dan pengelola coworking space menggelar pertemuan tahunan di Kota Lama Semarang. Acara yang berlangsung pada 7 sampai 9 Desember 2018 ini, mereka membicarakan konsep dan peluang bisnis kreatif yang sedang meroket selama dua tahun terakhir itu.
Baca: Kelebihan Konsep Coworking Space Ruang & Tempo
Ketua Panitia Temu Coworking Indonesia 2018, Gatot Hendraputra, mengatakan pertemuan seperti ini baru dua kali digelar. “Tahun lalu kami menggelar acara perdana di Bandung,” kata Gatot. Pertemuan kedua diadakan di Semarang karena kota ini bisnis coworking space sedang tumbuh.
Selama tiga hari itu, kegiatan pertemuan terbagi dalam beberapa sesi. Pada hari pertama membicarakan berbagai subtopik seputar perkembangan coworking space di Indonesia. Hari kedua, mereka berdiskusi dengan tema memperkaya wawasan terkait industri coworking space.
Untuk hari ketiga peserta diajak mengeksplore keindahan gedung-gedung bersejarah yang berada di Kota Lama Semarang. Bisnis coworking space atau berbagi ruang kerja mengalami pertumbuhan pesat. Bisnis ini tidak hanya berkembang di kota besar atau ibu kota provinsi, namun juga tumbuh di kota kecil.
Presiden Perkumpulan Coworking Indonesia Faye Alund mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 230 coworking space di Indonesia. “Tumbuh 640 persen dibanding tiga tahun lalu,” kata Faye.
Menurut Faye, persebaran bisnis itu belum merata. Sekitar 50 persen masih berada di Jakarta. Sedangkan 80 persen berada di Jawa-Bali. Yang menggembirakan, kata dia, pertumbuhan bisnis coworking space tidak hanya di kota-kota besar. "Sudah bermunculan di second city maupum third city,” kata Faye sembari menyebut Purwokerto, Demak, Lumajang, Madiun hingga Kediri, Jawa Timur.
Menurut Faye, kondisi itu menunjukkan bahwa bisnis coworking space masih memiliki peluang besar. Apalagi pangsa pasar bisnis itu juga masih terbuka lebar, seperti pekerja seni dan freelance.
Manager Promosi Offis Coworking Madiun, Sidiq Permadi, mengatakan perlu kerja keras untuk memasarkan bisnis itu di daerah. “Tapi kami yakin hasilnya akan kelihatan dalam tiga tahun ke depan,” katanya.