Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gandeng Gendong, Program Khas Yogyakarta Mensejahterakan Warga

Reporter

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Seorang penjaja jamu di Pasar Legi Kota Ged, Yogyakarta, Senin, 3 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Seorang penjaja jamu di Pasar Legi Kota Ged, Yogyakarta, Senin, 3 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera dan program Gandeng Gendong Pemerintah Kota Yogyakarta sudah berjalan 8 bulan. Tujuan diluncurkannya program ini, masyarakat diharapkan saling mendukung dalam menggapai kesejahteraan.

Baca: Bekraf dan Tempo akan Dampingi Pegiat Ekonomi Kreatif di Malang

"Saya kira, harapannya bisa saling mendukung untuk mempercepat pencapaian target, yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poewardi saat membuka Gebyar Promosi UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) di Yogyakarta, Selasa, 11 Desember 2018.

Tepatnya, menurut Heroe, program di atas resmi diluncurkan pada 10 April 2018. Kegiatan ini muncul karena beberapa kali Yogyakarta mendapatkan sorotan terkait dengan tingkat kemiskinan paling tinggi di Pulau Jawa dan ketimpangan atau gini ratio tertinggi di Indonesia.

Heroe menjelaskan, program tersebut melibatkan 5 elemen mulai dari pemerintah kota, korporasi, kampus, kampung dan komunitas. Kelima lembaga ini bahu membahu mempercepat pengentasan kemiskinan. UPPKS maupun "Gandeng Gendong" fokus pemberdayaan masyarakat sesuai potensi wilayah, seperti kuliner dan produk kerajinan.

"Saya sudah cek ke kelompok UPPKS yang dikerjakan ibu-ibu. Varian produk yang mereka hasilkan sangat banyak. Sebagian sudah memperoleh pasar dengan cara online," kata Heroe.

Heroe melanjutkan, pemasaran dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan oleh kelompok UPPKS perlu menjadi perhatian. Caranya, antara lain pelatihan kuliner bekerja sama dengan chef dari sejumlah hotel di Kota Yogyakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bisa saja ini menjadi bagian dari program CSR (Corporate Social Responsibility) hotel. Harapannya, kualitas produk kelompok masyarakat meningkat dan dapat diterima lebih baik di pasar".

Pemerintah Kota Yogyakarta, kata Heroe, terus menyempurnakan aplikasi yang bisa dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok usaha tersebut. Seperti aplikasi pemasaran yang diberi nama Dodolan dan Nglarisi. Aplikasi ini masih dalam proses penyempuranaan. Salah satunya menggandeng bank sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aplikasi ini.

Heroe juga berharap kelompok UPPKS dapat memperoleh tempat khusus di pasar ekonomi kreatif untuk membantu pemasaran.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Eny Retnowati mengatakan, program UPPKS memiliki banyak manfaat. "Selain untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga, melalui program ini kegiatan sosialisasi tentang keluarga berencana bisa dilakukan," katanya.

Saat ini, lanjut Eny, di Kota Yogyakarta terdapat 28 kelompok UPPKS atau dua kelompok di tiap kecamatan. Setiap kelompok UPPKS beranggotakan masyarakat miskin yang masuk dalam data kelompok sasaran jaminan perlindungan sosial.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tol Yogya-Solo Kembali Ditutup Pasca Libur Lebaran, Berapa Total Kendaraan yang Melintas ?

12 jam lalu

Sejumlah kendaraan melewati jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta yang mulai dibuka untuk pemudik Lebaran 2024 mulai hari ini, Jumat, 5 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Tol Yogya-Solo Kembali Ditutup Pasca Libur Lebaran, Berapa Total Kendaraan yang Melintas ?

Akses keluar yang menjadi favorit pengguna Jalan Tol Yogya-Solo adalah arah Ngawen sebanyak total 40.965 kendaraan.


Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

1 hari lalu

Wisatawan memadati kawasan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

Pergerakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menyambangi Kota Yogyakarta selama 10 hari libur Lebaran, 5-15 April 2024 totalnya bekisar 277 ribu lebih wisatawan.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

1 hari lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

1 hari lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

2 hari lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

2 hari lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

2 hari lalu

Liburan di Yogyakarta Semakin Menarik dengan Promo dari Traveloka

Yogyakarta adalah destinasi wisata yang memukau dan layak dikunjungi. Kekayaan budaya dan ragam kulinernya yang enak menjadi alasan terbaik untuk berlibur ke kota ini.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

2 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

2 hari lalu

Malioboro Yogyakarta menjadi satu area yang dilalui garis imajiner Sumbu Filosofis. (Dok. Pemkot Yogyakarta)
Selama Libur Lebaran, Ratusan Wisatawan di Malioboro Ditegur Petugas Karena Merokok Sembarangan

Wisatawan banyak yang belum mengetahui bahwa Malioboro termasuk kawasan tanpa rokok sejak 2018.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.