TEMPO.CO, Jakarta - Dua wartawan senior Tempo, Mardiyah Chamim dan Burhan Solihin akan berbagi tips dan pengalaman membuat storytelling dalam program Masterclass Tempo Media Week 2018 Palmerah Edition di Gedung Tempo, Jakarta. Mardiyah, Direktur Eksekutif Tempo Institute ini akan memberikan materi Menulis Cerita Perubahan pada Sabtu, 15 Desember 2018. Adapun Burhan, Direktur Eksekutif Tempo.co akan berbagi cara Menulis Konten Kreatif Digital Marketing pada Minggu, 16 Desember 2018.
Tempo Media Week adalah acara tahunan yang memperkenalkan produk-produk Tempo. Seperti sebelumnya, tahun ini Tempo Media Week 2018 Palmerah Edition yang digelar pada 14-16 Desember 2018, bertema Hand in Hand for a Better Digital Society.
Baca: Belajar Menulis Biografi dan Materi Open Mic di Tempo Media Week
Mardiyah menjelaskan, materi storytelling itu menjadi kunci bersaing di era yang didominasi perangkat elektronik dan artificial intelligence. “Saat semua pasar, perilaku konsumen dan sudah dipetakan sangat detil oleh data raksasa yang terangkum di media sosial dan ratusan apps, maka kuncinya adalah bagaimana bersaing dan lebih menjadi manusia,” katanya di Jakarta, Senin, 8 Desember 2018.
Ia menuturkan, storytelling atau penceritaan adalah cara menyampaikan apa pun gagasan dan karya kita. Ini bisa berupa narasi tentang diri sendiri, lembaga, komunitas, gerakan sosial, kampanye positif, beraneka produk, keindahan alam sebagai tujuan wisata, sehingga aspek manusia jadi terasa lebih menonjol. “Karena marketing tak lagi hanya urusan teknis hard selling. Ada wajah manusia dalam karya dan gagasan yang kita sampaikan,” ujarnya.
Secara terpisah, Burhan juga mengatakan di era sekarang membuat story telling yang kreatif menjadi salah satu kunci penting kesuksesan pemasaran sebuah produk atau jasa. “Ini persis seperti kata pakar pemasaran Seth Godin, “People don’t buy your product or services. They buy your stories,” kata Burhan.
Baca: Saatnya Tempo Media Week Pulang Kandang
Burhan menjelaskan, apa yang membuat produk Apple berbeda dari ponsel Cina? Apa yang membuat Go-jek menang dari rivalnya? Apa juga yang membuat Kopi Tuku melejit? “Kisah di balik produk itulah yang membuat pelanggan merasa ada relasi kuat dengan produk tersebut,” ujarnya.
Burhan mencontohkan, Steve Jobs, pendiri Apple Inc., sejak semula tak sekadar ingin membuat ponsel. Tapi sebuah ponsel yang memiliki storytelling yang kuat. "Yang bercerita sendiri tanpa perlu susah-susah dibantu oleh iklan. Kesuksesan iPhone adalah bukti kekuatan storytelling, relations dan magic," ujarnya. Ia pun mengajak masyarakat belajar membuat konten marketing yang kreatif dan efektif.
Peminat yang tertarik belajar membuat storytelling bisa mengikuti program Masterclass Tempo Media Week dengan mendaftarkan diri di tempo-institute.org/masterclass