TEMPO.CO, Jakarta - Turki mendapat bantuan dari Qatar untuk menyelamatkan krisis keuangan yang memukul negara tersebut. Presiden Recep Tayyip Erdogan tampaknya telah menemukan seorang penyelamat untuk membantu memulihkan krisis Turki.
Baca: Krisis Turki Berimbas ke Bank-bank Eropa, Asia Waspada
Erdogan sukses 'membujuk' Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Bin Al Thani untuk menanamkan investasi senilai US$15 miliar di Turki. Komitmen itu didapat dalam pertemuan kedua pemimpin di Ankara pada Rabu, 15 Agustus 2018. Kesepakatan itu membuat nilai tukar Lira menguat kembali.
Ini menjadi upaya terbaru yang dilancarkan Erdogan untuk melindungi ekonomi Turki dari dampak eskalasi perseteruan diplomatik dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas penahanan seorang pendeta asal AS di Turki.
Dengan janji investasi tersebut, Turki mampu menuai hasil dari dukungan yang diberikannya terhadap Qatar saat sejumlah negara Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar tahun lalu. “Dukungan Turki untuk Qatar selama perselisihan berlangsung dengan Arab Saudi akhirnya terbayar,” ujar Tim Ash, senior emerging-market strategist di BlueBay Asset Management LLC..
Sementara itu, sejak memperkuat kekuasaannya dalam pemilu Turki pada Juni, hubungan Erdogan dengan sekutunya di NATO, Amerika Serikat, telah memburuk. Di tengah upayanya mencari aliansi baru, Erdogan juga berusaha memperbaiki hubungannya dengan sekutunya di Eropa, seperti Jerman.
“Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Jerman (untuk membantu krisis Turki),” ujar Holger Schmieding, kepala ekonom di Berenberg. “Setiap bantuan yang Jerman dapat berikan sekarang akan menjadi kecil dibandingkan dengan permasalahan yang dihadapi.”
BISNIS